BathiQoY Observer LEPAN
Posts : 71 Join date : 2012-06-17
| Subject: Transportasi dan Polusi Jakarta Sat Oct 26, 2013 9:11 am | |
| Kebetulan gue tinggal di daerah Ibukota, dan sejak kuliah sampai detik ini gue selalu lihat bahwa di transportasi di Jakarta memang tergolong parah, dari segi kenyamanan maupun keamanan. Banyak kendaraan yang sudah tidak layak pakai, masih berserliweran saja dan membuat polusi, dan saat ini kalau elu bisa lihat kalau Jakarta ini berkabut,Lepanerz cukup go ke arah Sudirman, Thamrin atau Gatot Subroto terus elu tatapin itu gedung-gedung pencakar langgit pada, maka akan elu lihat sendiri kepekatan kabut yang MENYELIMUTI Jakarta. Tentu saja hal ini tidak akan berdampak positif bagi psikologi. Apa yang ada di pikiran kita yang harus tinggal di daerah seperti ini? Memang masih banyak yang cuek dan tidak peduli, karena sudah TERBIASA. Namun bagi mereka yang masih waras, pasti memahami bahaya laten buat masyarakat Ibukota jika hal ini terus dibiarkan. Alternatifnya adalah mengungsi kedaerah lain. Mencoba mengadu nasib di tempat lain. Butuh keputusan yang berani dan matang, karena untuk masalah polusi ini media belum terlalu expose, padahal hal ini SANGAT krusial, karena manusia Jakarta senantiasa bernafas, jika udara yang dihirupnya tidak sehat, tentu saja akan menjadi masalah harian yang signifikan. Jadi dari transportasi yang tidak LAYAK, sampai jumlah kendaraan pribadi dan motor yang membludak "which is many people think it will be safer" ya memang di Jakarta sangat rawan, ada perasaan lebih "powerful" kalau memakai kendaraan pribadi. Ini yang mau gue share ke lepanerz semua, kalo Lepanerz mau memahami sebuah kota, atau daerah, coba gunakan fasilitas transportasinya, akan terlihat bagaimana spirit kota itu, apa kota itu kota yang sibuk, liar, ramah, tenang, penuh senyum? Penilaiaan gue sendiri terhadap Jakarta, adalah kota dengan transportasi yang sangat liar dan money oriented, orang berlomba-lomba melanggar lampu merah dan jalur transjakarta, saling serobot, bahkan banyak motor yang melintas di atas trotoar, banyak pak ogah, supir-supir bus kejar setoran. FANTASTIK, itulah kata yang bisa menggambrakan fenomena transportasi di Jakarta. | |
|